Sermon by Pdt. Timotius Arifin
Salomo adalah salah satu raja yang terkenal oleh kekayaam dan kebijaksanaannya, namun di akhir hidupnya ia menulis bahwa segala sesuatunya adalah sia-sia. Salomo mengawali kekuasaan kerajaanNya dengan meminta hikmat namun mengakhirinya dengan kedagingan, sehingga mendapat julukan ‘orang bijaksana yang bodoh’ (the foolish wise man). Kita dapat belajar sesuatu dari Salomo, supaya saat kita dipromosikan Tuhan, kita tidak menjadi lupa akan peringatan Tuhan, dan dapat mengakhirinya dengan baik (finish well).
Ulangan 17:14-20 berkisah tentang bangsa Israel yang bersikeras mengangkat seorang raja atas kaum mereka, dan Allah mengabulkannya dengan memberikan peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan oleh sang raja. Salah satunya adalah dengan harus menulis salinan kitab-kitab Taurat (Ulangan 17:18,19), supaya raja ini takut akan Allah. Sebelumnya Tuhan memerintahkan bahwa raja tidak boleh memperkaya dirinya, termasuk memperkaya diri dengan kuda (lambang kekuasaan, harta kekayaan) dan memiliki banyak istri. Namun, kita tahu bahwa pada akhirnya, Salomo melanggar aturan yang telah diberikan oleh Allah tersebut.
Baca Lanjutan: The Foolish Wiseman by Pdt Timotius Arifin