Sermon by Pdt. Dr. Timotius Arifin
Kita perlu mengerti bahwa tidak semua orang dapat masuk dalam ‘waktu yang tepat’ (right happening). Kita perlu memiliki karakter yang benar agar ‘right happening’ dapat terjadi dalam kehidupan kita. Matius 24:44-51 menceritakan tentang dua macam hamba. Hamba yang setia dan bijaksana berjaga-jaga sampai tuannya datang, sementara yang lainnya berleha-leha dan asyik makan minum bersama pemabuk, sehingga akhirnya tuannya membunuhnya. Kitalah hamba yang dimaskudkan dalam perumpamaan tersebut, oleh sebab itu kita harus berjaga-jaga menjelang kedatanganNya yang semakin dekat.
Matius 24: 45-46; menuliskan, “Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” Sang tuan dikatakan hanya mengangkat hamba yang ‘setia dan bijaksana’. Tuhan adalah tuan yang ‘mengangkat’, memberi promosi kepada kita hamba-hambanya, namun syaratnya adalah ‘setia dan bijaksana’. Bijaksana di sini berbicara tentang talenta, kemampuan kita; sementara setia adalah sifat, atau karakter.
Untuk menjadi hamba yang setia dan bijaksana, kita harus melengkapi diri kita dengan nilai-nilai atau karakter yang baik dan juga meningkatkan kemampuan serta talenta kita. Dunia pun juga melihat seseorang dari nilai-nilai orang tersebut. Itulah pentingnya mengapa kita harus menanamkan nilai-nilai LIGHT (Loyalty, Integrity, Generosity, Humility, Truth) dalam kehidupan kita.
Baca Lanjutan: Good Speed by Pdt. Timotius Arifin